Minggu, 23 Januari 2011

kasus dilema etik


DILEMA ETIK

Oleh :
AAN ANDRIAN SAPUTRA
110 210 0115

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2011


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga tugas dilema etik ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada nabi junjungan kita nabi Muhammad SAW  yang telah membawa kita dari alam yang penuh kebodohan ke alam yang penuh kepintaran.
          Kami juga mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas bioetik ini baik pembekalan secara teori maupun observasi langsung. Dan kami juga mengucapkan permohonan maaf kepada setiap pihak jika dalam pembuatan tugas ini ada kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja.
          Semoga tugas dilema etik ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak yang telah membacanya, dan terlebih dapat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan pendukung nilai tambah dari hasil final bioetik.









DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................................         i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................        ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................       iii
I.    SKENARIO ..........................................................................................................................................        1                 
II.   PEMBAHASAN
Pertanyaan ........................................................................................................................................        2
Kata sulit .............................................................................................................................................        2
Menentukan kalimat kunci.......................................................................................................        2
Dilema sentral .................................................................................................................................        2
Kaidah dasar Bioetik ....................................................................................................................        3
III.  PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................................................................     16




SKENARIO
SELEKSI PENERIMAAN POLISI
            Tahun 2010 telah diadakan seleksi penerimaan Taruna kepolisian AKPOL, dan rumah sakit Bayangkara kepolisian ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan tes kesehatan. Sebelumnya telah dibentuk panitia pelaksanaan kesehatan di rumah sakit tersebut dan dr. Bogel salah satu dokter spesialis interna di rumah sakit tersebut ditunjuk sebagai panitia pelaksanaannya. Pada hari pemeriksaan pertama dr. Bogel memeriksa pasien calon Taruna yang bernama Andika pratama, yang kebetulan keluarga dekat dari dr. Bogel, setelah diperiksa ternyata Andika menderita penyakit Tuberkulosis / TB, dr. Bogel dihadapkan oleh dua pilihan yaitu demi kepentingan seleksi penerimaan atau mempertahankan silaturahmi dengan keluarga calon taruna tersebut yang sebelumnya telah dititipkan oleh orang tuanya kepada dr. Bogel untuk kelancaran pemeriksaannya. Dr. Bogel kemudian memilih untuk tidak meluluskan calon taruna tersebut dengan alasan selain sebagai tuntutan profesi panitia penerimaan, dr. Bogel juga mementingkan keselamatan calon taruna tersebut, sebab apabila diluluskan itu akan sangat berbahaya bagi konsisi keselamatan pasien, sebab stamina dan daya tahan tubuh calon taruna kurang, hal ini tentu berbahaya, mengingat bahwa ini merupakan tes untuk menjadi polisi yang nantinya akan banyak menggunakan fisik, dan juga dr. Bogel tidak ingin penyakit tersebut menular diantara taruna yang basis pendidikannya adalah asrama. Meskipun dokter sudah menjelaskan semua kepada keluarganya, dan meminta agar melakukan pengobatan kepada Andika, namun keluarga sangat kecewa dengan keputusan dr. Bogel.







PERTANYAAN
1.      Rumuskan dilema etik sentral pada kasus ini
2.      Dari kasus yang ada , cobalah anda analisis berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik, Prima fascia, dan Etika Klinik Jonsen Siegler. (gunakan table criteria KDB dan pertanyaan etik Klinik Jonsen S)
3.      Bagaimana anda melihat kasus ini jika kita melihatnya dalam perspektif Islam (etika islam)

KATA SULIT DALAM SKENARIO
*      Tuberkulosis / TB : adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang  dan dapat menular melalui udara yang tercemar. Organ tubuh yang paling sering terkena adalah paru - paru.
*      Taruna : calon, kader, kandidat,aspiran
*      Akpol : Akademi Kepolisian

KALIMAT KUNCI
1.      Dr. Bogel sebagai panitia seleksi penerimaan taruna kepolisian
2.      Andika pratama merupakan keluarga dekat dr. Bogel
3.      Tuntutan profesi dr. Bogel
4.      Kekecewaan keluarga Andika pratama terhadap dr. Bogel
DILEMA CENTRAL
*      dr. Bogel mengutamakan kesehatan dan keselamatan Andika serta calon taruna lain atau tetap membiarkan Andika lulus demi tercapainya cita – cita Andika.
*      dr. Bogel tetap menjalankan aturan penerimaan taruna atau mengutamakan hubungan kekeluargaan


KAIDAH DASAR BIOETIK 1 (ALTRUISME DALAM BERPRAKTEK )
BENEFICENCE
KRITERIA
ADA
TIDAK ADA
Analisa
1)      Mengutamakan altruism yaitu menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain.

ü   
Dr. Bogel tidak membantu permintaan keluarganya
2)      Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.
ü   

dr. Bogel tidak meluluskan Andika demi kebaikan Andika dan calon Taruna lain yang nantinya tingal di asrama
3)      Memandang pasien /  keluarga / sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter.
ü   

dr. Bogel tidak memanfaatkan kekurangan Andika unuk memperoleh keuntungan, namun semata – mata untuk kebaikan
4)      Mengusahakan agar kebaikan / manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya.
ü   

dr. Bogel tidak meluluskan Andika dengan berbagai pertimbangan kebaikan
5)      Paternalism bertanggung jawab / berkasih sayang .
ü   

Dr. Bogel memegang kendali, dan peduli terhadap kesehatan orang lain.  
6)      Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia.
ü   

dr. Bogel tidak membiarkan Andika yang sedang sakit untuk mengikuti pendidikan militer
7)      Pembatasan goal-based.
ü   

dr. Bogel menjalankan prosedur kedokteran dengan baik dan benar
8)      Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan / preferensi pasien.

ü   
Tidak dijelaskan dalam skenario
9)      Minimalisasi akibat buruk.
ü   

dr. Bogel khawatir jika Andika diluluskan malah akan membuat masalah baru, yang membahayakan orang banyak
10)  Kewajiban menolong pasien gawat-darurat.

ü   
Tidak disinggung dalam skenario
11)  Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.

ü   
Tidak disinggung dalam skenario
12)  Tidak menarik honorarium diluar kepantasan.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
13)  Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.

ü   
dr. Bogel lebih mengutamakan baik dan buruknya, bukan tentang kepuasan pasien
14)  Mengembangkan profesi secara terus-menerus.

ü   
Tidak di singgung dalam skenario
15)  Memberikan obat berkhasiat namun murah.

ü   
Tidak di singgung dalam scenario
16)menerapkan Golden Rule Principle.
ü   

Dr. Bogel menjalankan tugasnya sebagai panitia penerimaan calon taruna kepolisian dengan benar

KAIDAH DASAR BIOETIK 2 ( DO NO HARM DALAM SITUASI EMERGENSI DAN PRAKTEK KLINIK )
NONMALEFICENCE
KRITERIA
ADA
TIDAK ADA
Analisa
1)      Menolong pasien emergensi.

ü   
Tidak disinggung scenario
2)      Kodisi untuk menggambarkan criteria ini adalah : pasien dalam amat bernahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut, tindakan kedokteran tersebut terbukti efektif, manfaat bagi pasien  kerugian dokter atau hanya mengalami risiko minimal.

ü   

Dengan tidak meluluskan Andika, dokter sudah meminimalkan akibat yang lebih buruk
3)      Mengobati pasien yang luka.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
4)      Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia).
ü   

Jelas dalam skenario
5)      Tidak menghina/ mencaci maki, memanfaatkan pasien.
ü   

Dokter menghargai pasien sebagai keluarga
6)      Tidak memandang pasien hanya sebagai objek.
ü   

Dokter melakukan prosedur dengan benar
7)      Mengobati secara tidak proporsional.

ü   
 Tidak dibahas dalam skenario
8)      Tidak mencegah pasien dari bahaya.

ü   
Dokter mencegah pasien dari bahaya akan penyakit yang bisa bertambah parah
9)      Menghindari misrepresentasi dari pasien.
ü   

Dr. Bogel menjelaskan semua kepada keluarganya
10)  Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
11)  Tidak memberikan semangat hidup

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
12)  Tidak melindungi dari seragam

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
13)  Tidak melakukan white collar, dalam bidang kesehatan / kerumah sakit  yang merugikan pihak pasien dan keluarganya

ü   
Tidak dijelaskan langsung dalam skenario

KAIDAH DASAR BIOETIK 3
( OTONOMI PASIEN DALAM BERBAGAI SITUASI )
AUTONOMI
KRITERIA
ADA
TIDAK ADA
Analisa
1)      Menghargai hak menenukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien.

ü   
Dr. Bogel lebih mementingkan kondisi kesehatan pasien
2)      Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan ( pada kondisi elektif)

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
3)      Berterus terang.
ü   

Dr. Bogel berterus terang kepada keluarga mengenai penyakit Andika
4)      Menghargai privasi.

ü   
Tidak ada dalam skenario
5)      Menjaga rahasia pasien.

ü   
Tidak ada dalam skenario
6)      Menghargai rasionalitas pasien.

ü   
Tidak ada dalam skenario
7)      Melaksanakan informed consent.
ü   

Dr. Bogel memberikan pejelasan mengenai diagnose penyakit dan keputusan pemeriksaan kepada keluarga Andika
8)      Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri.

ü   
Tidak ada dalam skenario
9)      Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien.

ü   
Dokter mengikuti aturan pemeriksaan rumah sakit sesuai dengan standar kebutuhan AKPOL
10)  Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri.

ü   
 Tidak ada dalam skenario
11)  Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi.

ü   
 Tidak ada dalam skenario
12)  Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien.

ü   
Dr. Bogel menjelaskan dengan jujur mengenai penyakit dan hasil pemeriksaan
13)  Menjaga hubungan ( kontrak ).

ü   
Tidak dijelaskan dalam skenario

KAIDAH DASAR BIOETIK 4
( PRINSIP KEADILAN DALAM KONTEKS HUBUNGAN DOKTER - PASIEN )
JUSTICE
KRITERIA
ADA
TIDAK ADA
Analisa
1)      Memberlakukan segala sesuatu secara universal.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
2)      Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
3)      Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
4)      Menghargai hak sehat pasien ( affordability, equality, accessibility, and quality.


ü   
Tidak disinggung dalam scenario
5)      Menghargai hak hukum pasien.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
6)      Menghargai hak orang lain.
ü   

Dr. Bogel melakukan informed consent kepada Andika dan keluarga
7)      Menjaga kelompok yang rentan ( yang paling dirugikan)

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
8)      Tidak melakukan penyalahgunaan.
ü   

 Dokter melaksanakan semua prosedur dengan benar
9)      Bijak dalam makro alokasi.
ü   

Dr. Bogel mengambil keputusan dengan mempertahankan beneficence
10)  Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
11)  Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
12)  Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian ( biaya, beban, dan sanksi ) secara adil.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
13)  Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat tepat dan kompeten.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
14)  Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/ tepat.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
15)  Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit / gangguan kesehatan.
ü   

Selain demi kesembuhan Andika dokter juga mencegah agar penyakit tersebut tidak menular kepada calon taruna lain
16)  Tidak membedakan pelayanan pasien  atas dasar SARA, status social, dan lain-lain.

ü   
Tidak disinggung dalam scenario
DINAMIKA KEPUTUSAN KLINIS YANG ETIS ( KONSEP PRIMA FACIE )
General benefit result, most of people
Elective educated, bread winner, mature person
vulnerable, emergency, life saving minor
>1 person, others similarity, community/social’s rights

DAFTAR TILIK PERTANYAAN ETIKA KLINIK JONSENS, SIEGLER DAN WINSLIDE
MEDICAL INDICATION
No.
PERTANYAAN ETIK
ANALISA
1.       
Apakah masalah medis pasien? Riwayat? Diagnosis? Prognosis?
Atas diagnosis dokter, pasien menderita penyakit Tuberkulosis / TB
2.       
Apakah masalah tersebut akut ? Kronik ? Kritis ? Gawat darurat ? Masih dapat disembuhkan ?
Penyakit tersebut dalam keadaan kritis
3.       
Apakah tujuan akhir pengobatannya ?
Untuk kesembuhan dan keselamatan pasien
4
Berapa besar kemungkinan keberhasilannya ?
-
5
Adakah rencana lain bila terapi gagal ?
-
6
Sebagai tambahan, bagaimana pasien ini diuntungkan dengan perawatan medis, dan bagaimana kerugian dari pengobatan dapat dihindari ?
-

Quality of life
No.
Pertanyaan Etik
Analisa
1.       
Bagaimana prospek, dengan atau tanpa pengobatan untuk kembali ke kehidupan normal?
-
2.       
Apakah gangguan fisik, mental, social yang pasien alami bila pengobatannya berhasil?
-
3.       
Apakah ada prasangka yang mungkin menimbulkan kecurigaan terhadap evaluasi pemberi pelayanan terhadap kualitas hidup pasien ?
-
4.       
Bagaimana kondisi pasien sekarang atau masa depan, apakah kehidupan pasien selanjutnya dapat dinilai seperti yang diharapakan ?

-
5.       
Apakah ada rencana alasan rasional untuk pengobatan selanjutnya ?
-

6.       
Apakah ada rencana untuk kenyamanan dan perawatan paliatif ?
-


Patient preferences
No.
Pertanyaan Etik
Analisa
1.       
Apakah pasien secara mental mampu dan kompeten secara legal ? apakah ada keadaan yang menimbulkan ketidakmampuan ?
-

2.       
Bila berkompeten, apa yang pasien katakan mengenai pilihan pengobatannya ?
-
3.       
Apakah pasien telah diinformasikan mengenai keuntungan dan risikonya, mengerti atau tidak terhadap informasi yang diberikan dan memberikan persetujuan?
Dokter menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien, serta baik dan buruk yang akan terjadi
4.       
Bila tidak berkompeten, siapa yang pantas menggantikanya apakah orang yang berkompeten tersebut menggunakan standar yang sesuai dalam pengambilan keputusan ?
-
5.       
Apakah pasien tersebut telah menunjukkan sesuatu yang lebih disukainya ?
-
6.       
Apakah pasien tidak berkeinginan / tidak mampu untuk bekerja sama dengan pengobatan yang diberikan ? kalau iya, kenapa ?
Tidak, sebab pasien dan keluarganya kecewa terhadap keputusan dokter
7.       
Sebagai tambahan, apakah hak pasien untuk memilih untuk dihormati tanpa memandang etnis dan agama?
Ya, karena dokter memberikan hak pasien dengan memberikan penjelasan terhadap penyakitnya


Contextual features
No.
Pertanyaan Etik
Analisa
1.
Apakah ada masalah keluarga yang mungkin pengambilan keputusan pengobatan?
-
2.
Apakah ada masalah sumber data ( klinisi dan perawat ) yang mungkin mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan?
-
3.

Apakah ada masalah factor keuangan dan ekonomi?
-
4.       
Apakah ada factor religious dan budaya?
-
5.       
Apakah ada batasan kepercayaan?
-
6.       
Apakah ada masalah alokasi sumber daya?
-
7.       
Bagaiamana hukum mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan?
-
8.       
Apakah penelitian klinik atau pembelajaran terlibat?
-
9.       
Apakah konflik kepentingan didalam bagian pengambilan keputusan didalam suatu institusi?
-


Daftar Tilik prinsip etika dasar islam
No.
PRINSIP ETIKA
ANALISIS
1.       
Prinsip niat / intention (qa’idat al qasd)
Dapat kita lihat di skenario, dokter Bogel melaksanakan tugas profesi dengan benar dan dokter mengutamakan keselamatan pasien dan orang lain
2.       
Prinsip kepastian / Certainty (qa’idat al yaqeen)
Secara teori dokter yakin bahwa penyakit TB dapat menular kepada orang lain
3.       
Prinsip kerugian / Harm (qa’idat al dharar)
Kerugian bagi Andika karena tidak dapat lulus dalam tes kesehatan penerimaan POLISI
4.       
Prinsip kesukaran/ difficulty (qa’idat al mashaqqat)
Dokter mengalami dilema saat pengambilan keputusan dengan dihadapkan masalah profesi dan keluarga
5.       
Prinsip kebiasaan / Custom (qa’idat al ‘aadat)
-





TABEL INDUK

No.
Masalah
KDB/EKJ/EDI
Kriteria
Analisa
1.










dr. Bogel mengutamakan kesehatan dan keselamatan Andika serta calon taruna lain atau tetap membiarkan Andika lulus demi tercapainya cita – cita Andika dan menjaga hubungan keluarganya.

Autonomi

Beneficence

Nonmaleficence

Justice

Patient preferences

A3, dan A7


B2,B3,B4,B5,B6,B7,B9,B16

N2,N4,N5,N6,N9


J6,J8,J9,J15

3,6,7
Dokter Bogel mengutamakan kesehatan dan kesembuhan Andika, serta menghindari adanya penularan penyakit terhadap taruna POLISI lainnya, dari pada tetap membiarkan Andika lulus yang nantinya justru akan merugikan banyak pihak, sehingga dokter memilih keputusan yang terbaik dan benar.
( beneficence )


Dalam etika kedokteran islam tercantum nilai-nilai bahwa Qur’an dan Hadits adalah sumber segala macam etika yang dibutuhkan untuk mencapai hidup bahagia dunia akhirat. Etika kedokteran mengatur kehidupan, tingkah laku seorang dokter dalam mengabdikan dirinya terhadap manusia baik yang sakit maupun yang sehat. Etika kedokteran islam terkumpul dalam Kode Etik Kedokteran Islam yang bernama Thibbun Nabawi, yang mengatur hubungan dokter dengan orang sakit dan dokter dengan rekannya.


Perspektif Islam (etika islam)

*      “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah (5): 2)

*       
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tidak boleh melakukan perbuatan (mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain“

*      Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah). Itulah fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. ( Ar-Rum (30): 30)


PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam scenario diatas, dokter dihadapkan atas dua kondisi yang sangat rumit, dalam hal ini pengambilan keputusan klinis yang etis ( konsep prima facia ) dengan memperhatikan prinsip beneficence, autonomy, non maleficence, dan justice. Dilema etisnya yaitu apakah dokter harus membiarkan Andika ( sebagai calon taruna ) dan merupakan keluarga dekatnya lulus tes kesehatan, demi memenuhi permintaan keluarga dan demi cita – cita Andika, atau dokter tidak meluluskan andika dengan berbagai pertimbngan beneficence, yaitu dokter menjaga agar penyakit andika tidak bertambah parah dan dokter menghindari agar tidak terjadi penularan yang dapat merugikan banyak pihak dalam hal ini yaitu penularan kepada taruna kepolisian lainnya, sikap para dokter pasti berbeda, namun dengan melihat pertimbangan PRIMA FACIE, langkah atau keputusan yang diambil oleh dokter Bogel itu sudah sangat benar, dan sesuai dengan prosedur, yaitu dengan mengutamakan lebih banyak kebaikan dari pada keburukannya ( beneficence ).










1 komentar: