Bioetik, Humaniora Kesehatan dan Hak Asasi Manusia
Observasi RS
Oleh :
AAN ANDRIAN SAPUTRA
110 210 0115
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2011
RUMAH SAKIT ---------- MAKASSAR
Tiba di Rumah sakit, sementara itu kami menunggu anggota kelompok yang lain, dan setelah anggota kelompok lengkap kami kemudian menuju ke ruang resepsionis untuk mengantarkan surat pengantar dari fakultas yang rencananya akan diterima oleh salah satu dokter pembimbing pengganti yang ada di sana, dan setelah surat tersebut diberikan kepada bagian tata usaha rumah sakit kami menunggu di lobi rumah sakit karena kebetulan dokter yang bersangkutan belum datang.
Kami kemudian menunggu surat pengantar yang belum di acc, dan salah satu staf pegawai rumah sakit mengarahkan kami ke salah satu gedung yang kemudian meminta agar sebelum kami melakukan observasi untuk kiranya memberikan sumbangan sukarela kepada pihak rumah sakit yang nantinya akan digunakan untuk kepentingan pasien.
Setelah itu kami diarahkan ke ruang Diklat dan Litbang, dan kami menunggu kurang lebih 1 jam sebelum surat diterima oleh direktur rumah sakit, pada saat kami menunggu di ruang Diklat dan Litbang kami dilayani oleh staf pegawai dengan ramah, dan disela – sela kami menunggu, saya sempat membaca poster – poster yang tertempel di tembok ruang Diklat dan Litbang yang kemudian membuat saya tertarik yaitu slogan yang bertuliskan :
K : komitmen
U : usaha maksimal
S : sesuai standar
T : Tulus ikhlas
A : akuntabel
Sangat menarik bagi saya, ternyata dari kata sederhana yang merupakan nama penyakit bisa juga dibuat semenarik dan penuh makna seperti itu, dan kemudian saya juga sempat kagum dengan Visi dan Misi rumah sakit Tajuddin Chalid ( kusta ) tersebut yang berbunyi :
VISI : MENJADI RUMAH SAKIT TERKEMUKA DI INDONESIA DALAM PELAYANAN REHABILITASI KUSTA
MISI :
ü Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan paripurna dengan memanfaatkan teknologi mutakhir
ü Meningkatkan profesionalisme dalam bidang pelayanan kesehatan dan manajemen rumah sakit
ü Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan rehabilitasi kusta
ü Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berbasis kemitraan
MOTTO : Kami melayani dengan keikhlasan
Setelah membaca visi, misi dan motto rumah sakit saya sangat berharap semoga apa yang menjadi pegangan mereka bisa dilaksanakan dengan baik dan semua yang diharapkan bisa terwujud, dan juga yang membanggakan dari rumah sakit Tajuddin Chalik ini yaitu ternyata memiliki rumah sakit asuhan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Setelah surat pengantar diterima dan disetujui kami kemudian diantar oleh salah satu staff pegawai rumah sakit ke tempat pemeriksaan pasien yang baru datang, dan kebetulan pada saat itu ada beberapa pasien yang datang dan memeriksakan diri, dengan gejala kusta pastinya, di tempat itu terdapat seorang dokter dan seorang perawat, saat itu kami melihat secara langsung pemeriksaan dini pasien, yang ditangani oleh perawat dan diawasi oleh dokter, pada saat pemeriksaan perawat dan dokter terjadi pemeriksan yang baik, yaitu terjalin komunikasi antara dokter dan pasien, dimana pasien menyampaikan keluhan – keluhannya dan dokter memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita oleh pasien, jika dilihat dari segi prinsip “ non maleficence “ atau prinsip tidak merugikan, yang kebetulan menjadi bagian saya pada observasi ini, dokter dan perawat disana sudah menjalankan prinsip etika itu dengan sangat baik, yaitu dokter menolong pasien, dan tidak memandang pasien hanya sebagai objek dengan adanya informed consent, dan yang paling penting yaitu dokter memberikan semangat hidup kepada pasien meskipun secara teori yang saya ketahui bahwa penyakit kusta yang sudah di derita selama kurang lebih 5 tahun sudah tidak bisa disembuhkan secara total, namun dokter tetap memberikan dorongan moral kepada pasien untuk tetap semangat hidup dan mengingatkan kepada pasien agar tetap menjaga kesehatan dan keselamatan diri.
Setelah melihat pemeriksaan pasien tadi, kami kemudian dibawa oleh salah seorang perawat menuju ke ruang bangsal rumah sakit untuk melihat berbagai keadaan pasien disana, setelah tiba di bangsal kami bertemu banyak pasien baik itu pra operasi dan pasien pasca operasi atau pasien yang belum operasi dan pasien yang telah menjalani operasi, dari beberapa pasien yang saya wawancarai khususnya, dapat disimpulkan bahwa pelayanan rumah sakit Tajuddin Chalid ini sangat baik, itu tercermin dari segi administrasi, medis, maupun para medis, yaitu yang pertama pelayan di rumah sakit tersebut semuanya gratis mulai dari biaya menginap, makanan, maupun obat – obatan, dan yang paling penting yang saya dapatkan dari hasil wawancara di rumah sakit ini yaitu dokter disana sangat memperhatikan dan menjalankan informed consent dengan benar, yaitu sebelum melakukan tindakan baik itu pengobatan biasa ataupun sebelum melakukan operasi dokter selalu menjelaskan kondisi pasien dengan sangat lengkap dan juga dokter selalu memberi pilihan tindakan kepada pasien dengan menjelaskan manfaat dan kerugian pasien. Contoh dari beberapa narasumber yang saya dapatkan yaitu nyonya X yang menderita Cancer pada bagian dorsalis pedis, sebelum ia dioperasi dokter terlebih dahulu menjelaskan tentang kondisi penyakit pasien dan tindakan – tindakan operasi yang akan dilakukan misalnya dengan amputasi pada bagian – bagian tertentu, dan itu dengan persetujuan pasien tentunya, selain itu dokter juga menjelaskan tentang langkah pengobatan yang akan dilakukan setelah operasi misalnya pembuatan kaki palsu, dan terapi berjalan bagi pasien, sangat lengkap pelayanannya, sehingga pasien merasa dirinya dihormati dan diperhatikan oleh dokter. Contoh lain yaitu tentang dokter yang tetap menjalankan prinsip “ autonomy “ pasien, meskipun ini bukan bagian saya dalam observasi tapi akan saya jelaskan sedikit, contohnya yaitu pada nyonya H, yang didiagnosis oleh dokter menderita penyakit Cancer pada bagian pedis, dokter telah menjelaskan tentang kondisi dan langkah yang akan dilakukan sama dengan pasien sebelumnya, yaitu dokter akan melakukan amputasi pada bagian antara ossa tarsalia dan ossa metatarsalia, dan itu akan dilakukan atas persetujuan pasien, pasien kemudian menerima persetujuan tersebut namun yang mengagetkan bahwa pasien meminta kepada dokter agar amputasi itu dilakukan pada bagian betis atau setengah bagian dari tibia dan fibula, pasien meminta itu karena pasien beranggapan bahwa operasi dengan cara itu hanya dilakukan satu kali, karena biasanya pasien yang dioperasi pada bagian pedis biasanya terjadi sesuatu sehingga pasien harus mengalami operasi dua kali, dan tidak ada salahnya jika langsung amputasi pada bagian tibia dan fibula, dan juga pertimbangan pasien yaitu apabila yang diamputasi hanya pada bagian bawah atau pasien disana menyebutnya operasi kaki kuda, pasien nantinya akan mengalami kesulitan berjalan dan juga untuk pemakaian kaki palsu akan sulit oleh karena itu pasien meminta dokter untuk melakukan amputasi pada daerah betis, agar mempermudah pasien dalam pemakaian kaki palsu dan berjalan. Atas beberapa pertimbangan dokter pun menerima permintaan pasien dengan mengutamakan prinsip autonomy pasien dan tidak terlepas dari prinsip beneficence yaitu perbuatan yang sisi baiknya ( manfaat ) lebih banyak dari pada sisi buruknya ( mudharat ).
Setelah bagian di bangsal selesai kami kemudian menemani beberapa teman yang memiliki bagian lain misalnya yang mendapat tugas di bagian penyedian dan fasilitas rumah sakit, kami pun menuju apotek dan setelah itu kami diajak untuk melihat fasilitas atau prasarana rumah sakit dalam hubungannya dengan sanitasi limbah, dengan ditemani oleh beberapa pegawai dari bagian kesehatan masyarakat ( kesmas ) mereka memperlihatkan beberapa mesin sterilisasi, limbah pembuangan dan menjelaskan proses sterilisasi kerja mesin tersebut.
Setelah semua anggota kelompok selesai pada tugas bagian observasi masing – masing, kami kemudian kembali melapor ke ruang DIKLAT dan LITBANG dan menyampaikan bahwa observasi kami telah selesai, terima kasih.
OBSERVASI
RS TAJUDDIN CHALID ( KUSTA ) MAKASSAR
Kesimpulan :
Dari hasil observasi kami, dengan melihat berbagai aspek pada rumah sakit Tajuddin Chalid ( KUSTA ) Makassar, dapat disimpulkan bahwa rumah sakit tersebut memiliki kualitas dan pelayanan yang baik, itu terlihat dari fasilitas rumah sakit dan pelayanan medis, para medis, serta staf pegawai. Hubungan antara dokter dan pasien pada rumah sakit tersebut sesuai dengan prinsip bioetik kedokteran yaitu denagan adanya autonomy, non – maleficence, dan beneficence, serta pelayanan dengan mengutamakan informed consent, itu lah yang lebih dominan yang saya temukan pada observasi di rumah sakit Tajuddin Chalid tersebut.
Slots: Free Slot Machines For Cash - Casino Roll
BalasHapusCasino mgm 공식 사이트 Roll, 슈어벳먹튀 your new favorite 김뿡얼굴 slot machine games free to 골든 리치 play at our site! Play the latest slots and casino 바카라 검증 games and win big!